Manfaat Sholat untuk kesehatan

Ketika berbicara manfaat kesehatan yang didapat dari shalat maka sudah selayaknya menelisik kembali hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu Hurairah R.A,

رَأَنِي رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَأَناَ ناَئِمٌ أَتَلَوَّى مِنْ وَجْعِ بَطْنِي، فَقَالَ : أَشْكَمْ دَرْدَ؟ قُلْتُ نَعَمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ قُمْ فَصَلِّ فَإِنَّ الصَّلاَةَ شِفَاءٌ.

“Rasulullah SAW melihatku sedangkan aku tidur melingkar karena sakit perut, lalu beliau berkata, asykam darda? Aku menjawab, betul wahai Rasulullah SAW. Beliau berkata, bangunlah lalu shalat karena shalat adalah obat.”

Para ulama berpendapat setidaknya ada dua faedah dari hadits riwayat Ibnu Majah dimana Abu hurairah  mengatakan, Rasulullah SAW melihatku sedangkan aku tidur melingkar karena sakit perut, lalu beliau berkata, asykam darda? Aku menjawab, betul wahai Rasulullah SAW. Beliau berkata, bangunlah lalu shalat karena shalat adalah obat.”

Pertama adalah bahwasannya Nabi SAW pernah berbicara bahasa Persia. Kedua, bahwa shalat mengobati sakit hati (liver) dan lambung serta usus.

Dalam kajian sholat sebagai obat bagi perut yang sakit, para ulama mengungkapkan setidaknya ada beberapa alasan. Pertama, urusan ilahi yang merupakan ibadah, kedua urusan jiwa, itu karena jiwa yang merasa sakit terhibur dengan shalat dan berkurang merasakannya lalu munculah kekuatan yang mengalahkan rasa sakit.  

Perlu diketahui bahwasannya para tabib yang mahir zaman dahulu melakukan segala usaha untuk memperkuat kekuatan. Terkadang menguatkannya dengan makanan, terkadang dengan harapan, terkadang dengan rasa takut, sedangkan sholat menghimpun lebih banyak dari itu, karena di dalamnya menimbulkan kepada seorang hamba rasa takut, khawatir, harapan, rasa malu, cinta dan ingat akhirat yang dapat menguatkan staminanya dan melegakan dadanya, lalu dengan itu menjadi tertolaklah penyakitnya.

Contoh kasus lain mengenai manfaat kejiwaan yang dapat menembus pada aspek kerja sistem organ tubuh adalah hadits yang diriwayatkan dari sebagian anak Ali  R.A bahwa beliau pernah mempunyai luka yang mereka tidak bisa mengatasinya, lalu keluarganya menangguhkannya sampai masuk shalat kemudian mereka bisa melakukannya tetapi tidak menyusahkannya karena ia tenggelam (asyik) dalam shalat.

Menurut Imam Adz Dzahabi dalam shalat ada perkara yang alami yaitu olah raga jiwa dan olah raga tubuh, karena shalat menghimpun antara berdiri, ruku, sujud, ketundukan, perkumpulan, ikhlas, ibadah, merendahkan diri, menghinakan diri dan lain sebagainya yang bersamanya menjadi bergerak sendi-sendi badan dan kebanyakan organ tubuh menjadi lunak, terutama perut dan usus serta bantuannya yang paling kuat dalam mendorong air seni juga tinja dan menurunkan makanan dari lambung.

Lalu sampai di sini, apakah masih ada manfaat lain dari sholat yang berfungsi sebagai obat?

Lebih jauh Al-Muwafaq Abdul Latif Al Baghdadi berkata dalam kitab Al-Arba’in, “aku sungguh telah melihat sekumpulan mereka yang mempunyai waktu luang dan kemewahan yang terjaga kesehatannya lalu mencari sebab itu maka aku mendapati mereka banyak shalat dan tahajud.”

Al Baghdadi juga menandaskan alangkah bermanfaatnya sujud untuk penderita kondisi lemah fisik dan flu, alangkah kuatnya bantuan sujud untuk membuka sumbatan hidung, alangkah kuatnya bantuan sujud membusukan (mematangkan) air seni dan tinja dan menurunkan makanan dari lambung dan usus, dan menggerakkan kotoran yang tertahan di dalamnya serta mengeluarkannya, karena di sisinya kantong makanan terperas oleh karena didesaknya, dan satu sama lainya berjatuhan.

Sementara Imam Adz Dzahabi menyatakan bahwa kebanyakan yang dapat digembirakan oleh shalat itu adalah jiwa dan shalat dapat menghilangkan kesedihan, shalat juga dapat memadamkan api amarah, menyebabkan cinta kepada kebenaran dan sikap merendah kepada sesama manusia, menghaluskan hati, menganjurkan memberi maaf dan membuat benci terhadap buruknya sifat dendam.

Uniknya lagi Imam Adz Dzahabi juga menyatakan bahwa banyak hal yang dapat muncul dalam shalat, yaitu berupa pikiran dan pengaturan yang tepat, jawaban yang benar, membuat hamba ingat apa yang telah lupa lalu ia berfikir tentang sumber-sumber perkara, dan jalan-jalannya dan kemaslahatan dunia dan akhirat.

Beliau hafizhullah juga berpendapat sholat dapat menjadi sarana mengintropeksi diri, terutama jika lama berdirinya, itu dilakukan pada waktu malam ketika mata-mata terpejam,  suara-suara menjadi sunyi, ketika kekuatan alam bawah berkurang dan bersembunyi kesombongannya, ketika menyebarnya kekuatan alam ruhani dan terbentang tutupnya.

Sementara Ibnu Qoyyim Rahimahullah mengutip dalam Al-Musnad bahwa Nabi SAW apabila bersedih karena suatu perkara, beliau melakukan sholat. Karena Allah Berfirman, “… ambillah pertolongan dari kesabaran dan shalat…”

Telah lewat juga sabda Nabi SAW:.

Lelehkanlah makanan kalian dengan dzikir dan mengucapkanya.

Ini juga ditafsirkan oleh Imam Adz Dzahabi sebagai salah satu sebab disunnahkannya shalat tarawih, di dalam shalat terdapat kebaikan dunia dan akhirat dengan turunnya kekuatan berupa terbukanya yang menjadikan dan yang menciptakanya, maka pada saat itu tertolaklah penyakit-penyakit badan yang ia derita dan tersingkaplah baginya akhlak jiwa yang rendah maka ia terus berjalan untuk menyempurnakan dan menyusunnya.

Menurut Ibnu Qoyyim shalat membawa rezeki, menjaga kesehatan, mengusir gangguan, menolak penyakit, memperkuat hati, memutihkan wajah, menyenangkan jiwa, menghilangkan kemalasan, memotivasi organ tubuh, meningkatkan stamina, melapangkan dada, menyuntik gizi pada rohani, menyinari jiwa, memelihara kenikmatan, menghilangkan bencana, membawa berkah, menjauhkan pelakunya dari setan dan mendekatkannya kepada Allah Ar-Rahman.

Oleh karenanya beliau Rahimahullah menyimpulkan bahwa shalat memiliki pengaruh yang ajaib sekali dalam menjaga kesehatan jasmani dan rohani serta mempertahankan stamina dan mengusir segala bentuk unsur yang membahayakannya. Apabila ada dua orang yang sama-sama terkena musibah atau terserang penyakit, bala dan cobaan, pasti yang melakukan shalat di antara keduanya akan merasa lebih ringan, dan akibat yang dia rasakan juga lebih aman. Wallahu A’lam.(TB/Berbagai Sumber)

refrensi

http://www.eramuslim.com/konsultasi/thibbun-nabawi/manfaat-kesehatan-dari-sholat.htm#.UbB6K9hPuZQ

Manfaat Bawang Putih

Bawang putih memiliki bau menyengat. Sering dianggap bila kebanyakan bersantap bawang putih akan membawa aroma tidak sedap pada tubuh. Namun faktanya dalam kesehatan bawang putih memiliki banyak manfaat yang tidak terduga. Berdasarkan tulisan dalam situs READERDIGEST, tanaman yang memiliki nama ilmiah Allium Sativum ini diketahui dapat digunakan untuk keperluan kecantikan dan obat untuk kesehatan sebagai berikut:

1. Menyuburkan rambut
Bawang putih dapat mengatasi masalah kerontokan rambut. Dengan kandungan Allicin yang tinggi, mirip senyawa belerang yang ditemukan pada bawa merah, yang dipercaya efektif untuk mengatasi masalah rambut rontok. Gosokkan irisan siung bawang putih pada kulit kepala lalu pijat-pijat untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Bisa juga bawang putih ditambahkan minyak, lalu dipijatkan ke kepala.

2. Membersihkan jerawat
Mungkin tidak ditemukan sebagai bahan utama dalam obat jerawat yang ada di apotek, tetapi bawang putih merupakan obat alami yang mampu mengusir noda karena mengandung antioksidan yang dapat membunuh bakteri. Gosokkan satu irisan bawang putih pada jerawat di wajah perlahan-lahan.

3. Mencegah dan mengobati flu
Dengan kandungan antioksidan di dalamnya, menjadikan sistem imun tubuh manusia mendapatkan manfaat jika bawang putih secara konstan di masukkan dalam menu sehari-hari. Jika flu menghampiri, cobalah menyeruput teh bawang putih : masukkan irisan atau cincang halus bawang putih dalam air panas untuk beberapa menit kemudian saring. Teh siap diminum. Dapat juga ditambahkan sedikit madu atau jahe untuk menambah rasa.

4. Atasi penyakit kulit
Karena telah terbukti memiliki khasiat anti radang, bawang putih berguna mengurangi terjangkitnya penyakit kulit. Coba olesi sedikit minyak bawang putih di area yang terinfeksi untuh hasil kulit yang lebih halus.

5. Mengontrol berat badan
Ahli gizi Cynthia Sass menyebutkan penelitian pada tikus yang makan bawang putih menunjukkan adanya pengurangan berat badan dan penyimpanan lemak. Cobalah untuk memasak setiap dengan menggunakan bawang putih menghasilkan makanan yang lezat dan pinggang yang ramping.

6. Menyembuhkan luka serpihan
Menempatkan sepotong bawang putih di atas luka serpihan kaca kemudian menutupinya dengan balutan perban merupakan obat tradisional yang telah lama digunakan oleh sebagian masyarakat. Para blogger meyakini akan hal tersebut sampai sekarang.

7. Mengobati kaki atlet
Dengan sifat anti-jamurnya, bawang putih dapat menjadi obat mujarab bagi atlet untuk menghilangkan rasa gatal di kaki. Rendam kaki dalam bak berisi air hangat dan cincangan bawang putih.

8. Menjauhkan nyamuk
Salah satu penelitian di India menemukan bahwa orang-orang yang menggosokkan ramuan bawang putih di lengan dan kaki mereka, tidak terganggu oleh binatang penghisap darah tersebut. Buatlah larutan minyak bawang putih, minyak jeli dan lilin lebah atau tempakan sesiung bawang putih di tempat tertentu sebagai penangkal nyamuk.

9. Menyembuhkan sariawan
Menurut situs ECOSALON, bawang putih mengandung suplemen yang dapat membantu proses penyembuhan pada masalah sariawan . Dengan adanya sifat alami anti-inflamasi membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.

10. Lem alami
Pernahkah Anda memperhatikan bagaimana lengketnya jari Anda setelah memotong bawang putih? Bawang putih mengandung bahan perekat alami yang berkualitas dimana banyak orang meyakini dan menggunakannya untuk memperbaiki keretakan pada benda kaca. Hancurkan beberapa cengkeh dan beberapa siung bawang putih kemudian oleskan bahan tersebut ke bagian yang akan direkatkan.

11. Membersihkan jalanan dari timbunan salju
Sebuah kota di Iowa menggunakan garam bawang putih hasil sumbangan untuk mengilangkan timbunan es dari jalan raya.

12. Melindungi tanaman
Hama tanaman tidak suka bawang putih. Gunakanlah pestisida alami yang terbuat dari bawang putih, minyak mineral, air, dan sabun cair. Tuang ke dalam wadah penyemprot dan semprotkan ke tanaman.

13. Banyak dapat ikan
Ikan sangat tertarik denga aroma bawang putih yang ditautkan pada umpan.

refrensi
RD – HOSPITA YS

http://www.tempo.co/read/news/2013/05/10/060479340/13-Manfaat-Bawang-Putih

Likuiditas Bank

A. Pengertian Likuiditas

Dalam terminologi keuangan dan perbankan terdapat banyak pengertian mengenai likuiditas, beberapa diantaranya dapat disebutkan sebagai berikut :
“Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan ditariknya deposito/ simpanan oleh deposan/ penitip”. Dengan kata lain, menurut definisi ini, suatu bank dikatakan likuid apabila dapat memenuhi kewajiban penarikan uang dari pada penitip dana maupun dari para peminjam/ denitur.
“Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban hutang- hutanya, dapat membayar kembali semua deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan para debitur tanpa terjadi penangguhan.”
Menurut pengertian ini bank dikatakan likuid apabila :

  1. Bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang akan digunakan untuk memenuhi likuiditasnya;
  2. Bank tersebut memiliki cash assets yang lebih kecil dari yang tersebut diatas, tetapi yang bersangkutan juga memiliki asset lainnya (khususnya surat-surat berharga) yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya;
  3. Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash assets baru melalui berbagai bentuk hutang.

Dalam terminologi yang hampir sama, dapat disebutkan bahwa “likuiditas adalah kemampuan bank untuk menyediakan saldo kas dan saldo harta likud yang lain untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, khususnya uintuk :

  1. Menutup jumlah reserves required;
  2. Membayar chek, giro berbunga, tabungan dan deposito berjangka milik nasabah yang diuangkan kembali;
  3. Menyediakan dana kredit yang diminta calon debitur sehat, sebagai bukti bahwa mereka tidak menyimpang dari kegiatan utama bank yaitu pemberian kredit;
  4. Menutup berbagai macam kewajiban segera lainnya;
  5. Menutup kebutuhan biaya operasional perusahaan.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan secara singkat bahwa likuiditas adalah kemampuan suatu bank atau suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
Secara praktis, likuiditas suatu bank sering dikaitkan dengan jumlah dana pihak ketiga yang terdapat di bank tersebut pada waktu tertentu. Dalam hal ini, untuk kondisi indonesia, Pemerintah melalui Bank Sentral menetapkan kewajiban setiap bank untuk memelihara likuiditas wajib minimum sebesar 5% dari besarnya kewajiban terhadap pihak ketiga. Dalam hal ini, kewajiban kepada pihak ketiga.

B. Jenis dan Sumber Alat Likuid

Menurut terminologi yang berlaku umum dalam dunia perbankan, dapat disebutkan bahwa jenis-jenis alat likuid yang dimiliki oleh bank adalah :

  1. Kas atau uang tunai (kertas dan logam) yang tersimpan dalam brankas (khasanah) bank tersebut;
  2. Saldo dana milik bank tersebut yang terdapat pada Bank Sentral (Saldo Giro BI);
  3. Tagihan atau deposito pada bank lain, termasuk bank koresponden;
  4. Chek yang diterima, tetapi masih dalam proses penguangan pada Bank Sentral dan bank korespoden.

Dalam dunia perbankan, keempat jenis alat/ harta likuid tersebut sering disebut “posisi uang” (money position) bank yang bersangkutan pada saat tertentu.
Adapun menurut sumbernya, suatu bank dapat memperoleh alat-alat likuid yang diperlukan tersebut diatas dari berbagai sumber, yaitu :

  • Asset bank yang akan segera jatuh tempo :

Kredit pinjaman kepada debitur atau cicilan pinjaman yang akan jatuh tempo dapat dianggap sebagai sumber lukiditas. Oleh karena itu, dalam kondisi kebijakan uang ketat, posisi likuiditas suatu bank akan rawan apabila keseluruhan portofolio kreditnya masuk kategori evergreen. Surat-surat berharga, instrumen pasar uang seperti Bank Acceptance, Sertifikat Bank Indonesia, dan sertifikat deposito pada Bank lain yang akan segera jatuh tempo, dapat pula dianggap sebagai sumber likuiditas dalam golongan ini.

  • Pasar Uang

Pasar uang adalah sumber likuiditas bank. Namun harus diakui bahwa tidak setiap bank mempunyai kemampuan untuk masuk ke pasar uang. Hal ini sangat dipengaruhi oleh besarnya suatu bank dan persepsi pasar uang atas Credit Worthiness bank tersebut. Dalam hal ini, para investor yang meminjamkan uangnya ke bank akan melakukan analisa yang mendalam dan selektif terhadap tingkat dan konsistensi perkembangan pendapatan bank, kualitas asset, reputasi kesehatan manajemen, dan kekuatan modal bank.

  • Sindikasi kredit

Pembentukan sindikasi kredit, selain bertujuan menyiasati legal lending limit (3L) dan menyebarkan risiko, juga bertujuan untuk menjalin hubungan dengan bank-bank lain. Dengan demikian, ketika mengalami kesulitan lukiditas makan bank tersebut dapat menyidikasi sebagian portofolio kreditnya kepada bank lain untuk mengatasi masalah tersebut.

  • Cadangan lukuiditas

Khusunya bank yang tidak dapat segera memperoleh dana pada saat diperlukan, bank tersebut biasanya membentuk cadangan likuiditas. Cadangan likuiditas biasanya dibentuk dengan cara memelihara saldo Kas dan Giro BI pada batas maksimal yang diperbolehkan.

  • Sumber dana yang sifatnya Last Resort

Salah satu sumber likuiditas yang sifatnya last resort, yang umum digunakan oleh kebanyakan bank adalah fasilitas line of credit dari bank lain. Bank yang menjalin hubungan koresponden dengan bank lain kemungkinan dapat meminta fasilitas stand by line of credit dari bank korespondennya tersebut. Selain itu, Bank Sentral bertindak sebagai leader of last resort untuk dunia perbankan atau lembaga keuangan bukan bank. Namun bantuan dana dari bank sentral biasanya baru akan dimanfaatkan oleh bank yang kesulitan likuiditas apabila sumber-sumber likuiditas lainnya tidak cukup untuk mengatasi kesulitan likuiditas yang dialaminya.
Secara akuntansi perbankan, jenis-jenis alat likuid dan sasaran penggunaannya untuk memenuhi kewajiban pihak ketiga selalu termuat dalam laporan keuangan bank bersangkutan secara periodik, baik harian, bulanan maupun tahunan.
Jika dilakukan klasifikasi jenis alat likuid menurut post pembukuan dalam necara, alat likuid yang dimasukkan kedalam pos-pos tertentu ini adalah saldo masing-masing jenis alat likuid pada tanggal terakhir pada masa laporan likuiditas. Dalam hal ini, jenis alat likuid dimasukkan pada pos-pos aktiva, sedangkan kewajiban-kewajiban kepada pihak ketiga yang harus ditutup dengan alat likuid tersebut dimasukkan pada pos-pos pasiva. Klasifikasi masing-masing pos tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

I. Aktiva

  1. Kas, yang dimasukkan kedalam pos ini adalah uang kartal yang ada dalam kas berupa uang kertas, uang logam dan commemorative coin yang dikeluarkan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia) menurut nilai nominal dan menjadi alat pembayaran yang sah di Indonesia.
  2. Bank Indonesia, yaitu semua simpanan/tagihan bank bersangkutan dalam Rupiah kepada Bank Indonesia, seperti saldo giro BI dan lainnya.
  3. Surat-surat berharga dan tagihan lainnya. Yang termasuk golongan ini adalah surat-surat berharga dalam rupiah yang dibeli atau dimiliki oleh bank bersangkutan, seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Saham, Obligasi dan bukti tagihan lainnya yang berlum diuangkan, termasuk tagihan yang timbul karena akseptasi wesel dan penjualan SBPU.
  4. Antar Bank Aktiva, yaitu semua jenis simpanan dan tagihan bank bersangkutan kepada Bank atau lembaga keuangan bukan bank (LKBB) lainnya di Indonesia, seperti Giro, Call Money, surat berharga, deposit on call, deposito berjangka, sertifikat deposito, pinjaman yang diberikan, pembiayaan bersama, penyertaan, dana pelunasan obligasi dan lain-lain.
  5. Kredit yang diberikan, yaitu semua realisasi pemberian pinjaman/ kredit dalam rupiah yang diberikan oleh bank yang bersangkutan kepada pihak ketiga bukan bank, termasuk pinjaman kepada pegawai bank itu sendiri. Termasuk dalam pos ini adalah kartu kredit dan fasilitas cerukan (overdraft).

II. Pasiva

  1. Giro, yaitu simpanan-simpanan dalam rupiah oleh pihak ketiga bukan bank, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.
  2. Simpanan berjangka, yaitu simpanan dalam bentuk deposito berjangka, deposito asuransi dan deposit on call dalam rupiah pihak ketiga bukan bank, yang penarikannya dapat dilakukan menurut suatu jangka waktu tertentu yang disepakati.
  3. Tabungan, yaitu simpanan dalam rupiah ketiga bukan bank, yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan cara tertentu, misalnya dengan menggunakan buku tabungan, slip penarikan (bukan cek) dan kartu ATM.
  4. Antar Bank Pasiva, yaitu semua jenis kewajiban bank bersangkutan dalam mata uang rupiah kepada bank atau LKBB lainnya, seperti giro, call money, surat berharga, deposit on call, deposito berjangka, pinjaman yang diterima, pembiayaan bersama dan lainnya.
  5. Kewajiban lainnya yang segera jatuh tempo, yaitu semua kewajiban dalam rupiah yang setiap dapat ditagih oleh pemiliknya dan harus segera dibayar, misalnya kiriman uang.

C. Prinsip-prinsip Pengelolaan Likuiditas

Metode dan cara pengelolaan likuiditas yang diterapkan oleh masing-masing bank secara praktis akan saling berbeda, tergantung kepada metode manajemen dana yang diterapkan dan garis kebijakan dalam pengelolaan likuiditas. Namun demikian, terdapat kesamaan dalam prinsip-prinsip mendasar yang menjadi bingkai (frame work) pengelolaan likuiditas.
Pengelolaan likuiditas harus dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang ada. Oleh karena itu dalam pengelolaan likuiditas bank perlu diperhatikan beberapa prinsip pengelolaan likuiditas yaitu :

  • Bank harus memiliki sumber dana inti (core source of fund) yang sesuai dengan dengan sifat bank yang bersangkutan maupun pasar uang dan sumber dana yang ada dimasyarakat, serta yang cocok pula dengan mekanisme pengumpulan dana yang berlaku ditempat bank tersebut berada.
  •  Bank harus mengelola sumber-sumber dana maupun penempatan dengan hati-hati. Oleh karena itu harus diperhatikan komposisi sumber dana jatuh waktu berdasarkan jumlah masing-masing komposisi, tingkat suku bunga, faktor-faktor kesulitan dalam pengumpulan dana, produk-produk dana yang dimiliki dan sebagainya.
  • Bank harus diperhatikan different price for different customer didalam penempatan dananya. Dan price (tingkat suku bunga) tersebut harus diatas tingkat suku bunga dana yang dipakainya, atau dengan kata lain, tingkat suku bunga atas penempatan dana tersebut harus bersifat floating.
  • Bank harus menaruh perhatian terhadap umur sumber dananya kapan akan jatuh waktu, jangan sampai terjadi maturity gap dengan penempatannya (placement). Oleh karena itu perlu diperhatikan prinsip pemenuhan kebutuhan dana yang sering menjadi acuan, yaitu : Kebutuhan dana jangka pendek harus dipenuhi dengan sumber-sumber dana jangka pendek.Kebutuhan dana jangka panjang harus dipenuhi dengan sumber-sumber dana jangka panjang.
  • Bank harus waspada bahwa tingkat suku bunga dana tersebut selalu berfluktuasi, naik turun dengan gerak yang sukar ditebak sebelumnya (volatile). Oleh karena itu, agar bank tidak kehilangan sumber dananya karena nasabah pindah ke bank lain maka bank harus memiliki pricing policy yang baik, disamping harusmempunyai marketing strategy yang minimal mencakup strategi dibidang : 
  1.  Product Quality; 
  2. Product Placement; 
  3. Promotion; 
  4. Product Pricing; 
  5. Power; 
  6. Public Relation.
  •  Bank harus secara terkoordinasikan apabila akan menanamkan sumber-sumber dananya keaktiva. Sesuai ketentuan perbankan yang ada saat ini, ekspansi aktiva suatu bank akan dibatasi oleh faktor-faktor : 
  1. Aktiva tertimbang menurut risiko (Risk Weighted Asset). 
  2. Capital Adequanty Ratio (CAR) 
  3. Net Open Position (NOP) d. Loan to Deposit Ratio (LDR) 
  4. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) atau Legal Lending Limit. 
  5. Persentase Kredit Usaha Kecil (KUK) harus lebih besar dari 20%.

D. Tujuan dan Manfaat Pengelolaan Likuiditas.

Pengelolaan likuiditas merupakan faktor yang sangat penting dalam operasional perbankan, bahkan sangat menentukan bagi kemampuan suatu nak untuk bertahan dan berkembang dalam persaingan usaha yang makin kompetitif. Tujuan dan manfaat dari pengelolaan likuiditas suatu bank secara garis besar adalah :

  • Untuk menurunkan serendah mungkin biaya dana, hal ini dapat dilakukan dengan cara memilih komposisi sumber dana yang akan memberikan biaya yang paling rendah. Beberapa alternatif yang tersedia adalah :
  1. Dari dari dalam negeri versus dana luar negeri, atau dana rupiah versus dana valuta asing.
  2. Dana-dana jangka pendek versus dana-dana jangka panjang, atau dana dari pasar uang (money market) versus obligasi ataupun deposito jangka panjang.
  3. Dana sendiri (modal) versus dan dari pihak ketiga, atau dana dengan ibaya deviden versus dana dengan biaya bunga.

 

  • Untuk memenuhi ketentuan sumber dana yang diperlukan bank di dalam pemberian kredit, penanaman dana dalam valuta asing, penanaman dana dalam surat-surat berharga, dan penanaman dana dalam aktiva tetap maupun untuk memenuhi kebutuhan modal sehari-hari.
  •  Untuk memenuhi kebutuhan bank terhadap ketentuan-ketentuan otoritas moneter (bank sentral) di dalam menjaga likuiditas minimum, misalnya untuk memenuhi legal reserve requirement, dan untuk memenuhi standar loan to deposit ratio yang sehat.

E. Metode dan Pendekatan dalam Pengelolaan Likuiditas Bank.

Secara umum, metode yang digunakan oleh management perbankan dalam menetapkan policy likuiditasnya berbeda antara suatu bank dengan bank lainnya, yang sangat dipengaruhi oleh pertimbangan kehati-hatian (prudential) maupun tujuan pencapaian pendapatan optimal.
Pendekan yang dapat ditempujh oleh management bank dalam menetapkan policy likuiditasnya secara umum dapat dibagi menjadi lima pendekatan, yaitu :

  1. Self liquiditing approach. Yaitu pendekatan peningkatan likuiditas bank melalui peningkatan pembayaran kembali kredit dan penanaman dalam surat-sruat berharga, sesuai dengan tanggal jatuh temponya. Dengan cara demikian aktiva-aktiva tersebut dapat digunakan sebagai alat likuid, khususnya untuk membiayai permintaan kredit baru ataupun diinvestasikan kembali dalam surat-surat berharga
  2. Asset Sale Ability atau Asset Shift Ability, yaitu meningkatkan likuiditas dengan cara melakukan likuidasi (penjualan) terhadap asset-asset lainnya yang tidak priduktif.
  3. New Fund, yaitu meningkatkan likuiditas dengan menciptakan sumber-sumber dana yang baru, baik dari masyarakat maupun dari dunia perbankan, misalnya menciptakan Traveller Check, Credit Card, deposito-deposito berjangka dan lain-lain.
  4. Borrowers Earning Flow, yaitu meningkatkan likuiditas melalui usaha yang lebih giat dalam menjaga kelancaran penerimaan angsuran dan bunga dari kredit yang diberikannya.
  5. Reserve Discount Window to Central Bank As lender of Last Resort, yaitu meningkatkan likuiditas dengan jalan mengadakan pinjaman kepada Bank Sentral sebagai pemberi pinjaman yang terakhir.

Sebelum menentukan pilihan tentang pendekatan mana yang akan ditempun dlama kebijakan likuiditas suatu bank, managemen bank sebaiknya melakukan analisis yang dikenal dengan istilah A Three – Step Liquidity Planning and Analysis System, sebagai berikut :

  1. Langkah pertama – klasifikasi leabilities dan Capital apakah tergolong sebagai sumber dana yang Reliable (dapat diandalkan) ataukah Volatile (mudah menguap).
  2. Langkah kedua – Klasifikasikan assets apakah sebagai alat yang likuid atau tidak likuid.
  3. Langkah ketiga – bandingkan volume asset likuid dengan volume dan yang volatile. Perbandingan maksimum adalah 1,0 karena pada posisi ini akan dicapai apa yang disebut balance liquidity position, yaitu keadaan dimana permintaan alat-alat likuid sama besarnya dengan alat likuid yang tersedia pada bank

refrensi : http://indraputrabintan.blogspot.com/2012/04/analisis-posisi-likuiditas.html#.UbB4x9hPuZQ

Error JVM 545 pada blackberry

Cara mengatasi JVM error 545 pada blackberry mungkin judul ini yang pas dan sering menjadi kata kunci untuk mencari di search engine,Penyebab terjadinya jvm error 545 pada blackberry yaitu dikarenakan anda terlalu sering  membuka batrai bb tanpa mematikan handled terebih dahulu.
Ada bannyak sekali Jenis JVM error pada BlackBerry diantaranya JVM error 545,JVM error 517 dll,untuk mengatasi BlackBerry JVM error 545 atau JUM error padat BlackBerry ikuti langkah langkah berikut ini:
 
1Download Blackberry Dekstop Manager dan kemudian install di komputer anda.
2 Buka baterai blackberry
3 Jalankan Blackberry Dekstop Manager
4 Koneksikan Blackberry ke komputer dengan menggunakan kabel USB
5 Klik Aplication Loader di Blackberry Dekstop Manager
6 Pilih aplikasi yang akan di Install dan klikFinish
7 Terlihat proses “Erasing Aplication” di Blackberry Dekstop Manager tunggu sampai selesai
8 Kemudian pada “Connecting JVM”
9.Pasang kembali baterai blackberry dan Blackberry Dekstop Manager akan melanjutkan  prosesnya 
 
10 .Tunggu sampai selesai
 
Dengan proses ini, maka semua data di Blackberry anda akan terhapus, jadi lakukan backup sebelum melakukan proses ini

Metode Ilmiah

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
  1. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
  2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
  3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
  4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

Karakterisasi

Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat.
Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
 

Prediksi dari hipotesis

Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya
Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.
 

Eksperimen

Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut.
Eksperimen tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam laboratorium atau ekskavasi arkeologis.Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen.
 
Struktur metode ilmiah memiliki beberapa langkah sebagai berikut:

  • Perumusan masalah
    • Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahuia masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkannya. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan mengenai suatuobjek secara tertulis, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan objek tersbut. 
  • Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori
    • Penyusunan Kerangka berpikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antara berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan.
    • Keterangan keterangan dalam menyusun suatu dasar teori dapat diperoleh dari buku-buku laporan hasil penelitian orang lain. Wawancara dengan pakar, atau melalui pengamatan langsung (observasi) di lapangan. Dasar teori berguna sebagai dasar menarik hipotesis.
  •  Penarikan Hipotesis
    • Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap permasalahan atau pertanyaan yang diajukan berdasarkan kesimpulan kerangka berpikir/dasar teori. Dikatakan sebagai jawaban sementara karena hipotesis ini baru mengandung kebenarannya yang bersifat logis dan teoritis. Kebenarannya belum bersifat empiris, , karena belum terbukti melalui eksperimen.
  •  Eksperimen/Percobaan
    • Untuk menguji hipotesis dapat dilakukan dengan melakukan observasi dan percobaan atau eksperimen. Dari eksperimen atau percobaan tersebut akan diperoleh data. Data inilah yang akan dianalisa untuk memudahkan penarikan kesimpulan.
    • Dalam melakukan eksperimen diperlukan beberapa variabel penelitian. Variabel penelitian adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu eksperimen. Variabel penelitian tersebut ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Dengan adanya variabel penelitian akan diperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam eksperimen sehingga lebih mudah untuk menarik kesimpulan. Jenis-jenis penelitian sebagai berikut:
      • Variabel Bebas adalah variabel yang sengaja dibuat tidak sama dalam eksperimen.
      • Variabel Terikat adalah variabel yang muncul akibat perlakuan dari variabel bebas.
      • Variabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
  • Analisis Data
    •  Data diperoleh dari hasil eksperimen. data hasil eksperimen dapat dibedakan menjadi 2 jenis sebagai berikut:
      • Data kualitatif yaitu data yang tidak disajikan dalam bentuk angka tetapi dalam bentuk deskripsi. Contoh data ciri morfologi.
      • Data kuantitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka. Contoh data hasil pengukuran tinggi batang suatu tanaman. Dta kuantitatif harus diolah dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram sehingga mudah dipahami orang lain
  •  Penarikan Kesimpulan
    • Penarikan kesimpulan harus mengacu pada hasil eksperimen. Kesimpulan dari suatu penelitian harus diambil berdasarkan semua data yang diperoleh. Penarikan kesimpulan bukan berdasarkan hasil rekayasa atau kkeinginan peneliti. Bukan pula untuk menuruti kemauan pihak tertentu dengan cara memanipulasi data. Kesimpulan harus memiliki hubungan yang jelas dengan permasalahna dan hipotesis.
    • Ada 2 kemungkinan yang ada dalam pengmbilan kesimpulan, yaitu hipotesis diterima dan hipotesis ditolak
Tujuan METODE ILMIAH itu sendiri adalah mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.secara luas di simpulkan bahwa tujuan metode ilmiah yaitu:
 
1. Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan  pengetahuan yang    dapat diandalkan.
 
2. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
 
3. Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
 

REFERENSI :

Laporan

Laporan mempunyai peranan yang penting pada suatu organisasi karena dalam suatu organisasi dimana hubungan antara atasan dan bawahan merupakan bagian dari keberhasilan organisasi tersebut. Dengan adanya hubungan antara perseorangan dalam suatu organisasi baik yang berupa hubungan antara atasan dan bawahan, ataupun antara sesama karyawan yang terjalin baik maka akan bisa mewujudkan suatu sistem delegation of authority dan pertanggungjawaban akan terlaksana secara effektif dan efisien dalam organisasi.
  
Pengertian laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor. Fakta yang disajikan merupakan bahan atau keterangan berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor (dilihat, didengar, atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor melakukan suatu kegiatan.
 
Dalam pembuatan suatu laporan formal, bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang baik, jelas dan teratur. Bahasa yang baik tidak berarti bahwa laporan itu mempergunakan gaya bahasa yang penuh hiasan, melainkan dari segi sintaksis bahasanya teratur, jelas memperlihatkan hubungan yang baik antara satu kata dengan kata yang lain dan antara satu kalimat dengan kalimat lain. Penggunaan kata ganti orang pertama dan kedua harus dihindari, kecuali penggunaan kata ”kami” bila yang menyampaikan laporan adalah suatu badan atau suatu tugas.
 
A. Prinsip – prinsip Penulisan laporan
 
Laporan pada dasarnya adalah alat komunikasi juga. Supaya dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang efektif, sebuah laporan harus memenuhi syarat–syarat berikut ini.
1. Lengkap
Artinya data dan fakta yang ada dalam laporan harus lengkap
 
2. Jelas
Sebuah laporan disebut jelas bila uraian dalam laporan tidak memberi peluang ditafsirkan secara berbeda oleh pembaca yang berbeda. Ini dapat dicapai bila bahasa yang digunakan benar dan komunikatif
 
3. Benar / akurat
Data dan fakta yang salah dapat menuntun pembaca membuat suatu keputusan yang salah. Jadi kebenaran dan keakuratan isi laporan sangat diperlukan.
 
4. Sistematis
Laporan harus diorganisasikan sedemikian rupa, dengan system pengkodean yang teratur, sehingga mudah dibaca dan diikuti oleh pembaca. Laporan yang sistematis juga menunjang unsur kejelasan yang sudah diciptakan oleh unsur – unsur bahasa.
 
5. Objektif
Penulis laporan tidak boleh memasukkan selera pribadi ke dalam laporannya. Pelapor harus bersikap netral dan memakai ukuran umum dalam minilai sesuatu.
 
6. Tepat waktu
Ketepatan waktu mutlak diperlukan, karena keterlambatan laporan bisa mengakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan.
 
 
B. Jenis Laporan
 
Laporan dapat digolongkan menurut :
1. Maksud pelaporan
 
    Laporan informativ, yaitu laporan yang dimaksudkan untuk memberi informasi dan bukan dimaksudkan untuk memberi analisis atau rekomendasi. Titik pentingnya adalah pemberian informasi yang akurat dan terinci.
    Laporan rekomendasi, yaitu laporan yang di samping memberikan informasi juga menyertakan pendapat si pelapor, dengan maksud memberikan rekomendsasi (usul yang tidak mengikat). Meski demikian akurasi dan rincian informasi tetap diperlukan supaya rekomendasi yang diberikan juga meyakinkan.
    Laporan analitis, yaitu laporan yang memuat sumbangan pikiran si pelapor, bisa berupa pendapat atau saran, setelah melalui analitis yang matang dan mendalam. Kebanyakan laporan akademis berada pada kategori ini.
    Laporan Pertanggungjawaban, di mana si pelapor memberi gambaran tentang pekerjaan yang sedang dilaksanakan (Progress report) atau sudah dilaksanakan (bersifat evaluatif).
    Laporan Kelayakan (feasibility report). Pelapor menganalisis suatu situasi atau masalah secara mendalam untuk menuju penilaian yang bersifat pilihan: layak atau tidak. Berbagai alternative dinanalisis, kemudian ditentukan mana yang lebih baik.
 
2. Bentuk Laporan
    Laporan berbentuk Memo; Biasanya laporan pendek yang memuat hal – hal pokok saja, dan beredar di kalangan intern organisasi.
    Laporan berbentuk Surat; Isinya lebih panjang daripada laporan yang berbentuk memo, sekitar tiga lembar folio. Bisa ditujukan ke luar organisasi.
    Laporan berbentuk naskah; Laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila panjang dibuat dalam format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak diperlukan surat atau memo pengantar.
    Laporan berbentuk Campuran; Laporan ini tidak lain gabungan antara bentuk naskah dengan memo atau surat. Dibuat begini karena isinya cukup kompleks sehingga harus dipadukan dengan bentuk naskah agar pengkodean bagian – baiannya lebih mudah dilakukan.
    Laporan berbentuk formulir.
    Laporan berbentuk buku.
 
3. Waktu Penyampaian
    Laporan Insidental; Laporan ini tidak disampaikan secara rutin, hanya sekali- sekali saja dalam rangka suatu kegiatan yang tidak terjadwal tetap.
    Laporan Periodik; Ditulis dalam suatu periode tertentu dan dinamai sesuai periodenya pula. Contoh: Laporan harian, Mingguan, Bulanan dan seterusnya.